Sabtu, 03 Januari 2015

Kurikulum 2013 di hentikan

ALASAN ANIES BASWADEN MENGHENTIKAN KURIKULUM 2013 DAN KEMBALI KE KTSP
Keputusan pemberhentian kurikulum 2013 berdasarkan dari tim evaluasi dan implementasi kurikulum 2013, yang dianggap Anies kurikulum 2013 adalah kurikulum yang belum matang dan dipaksakan karena ketergesa-gesanya oknum Pemerintah.
Penghentian kurikulum 2013 dan kembali ke Kurikulum 2006 yang dikenal dengan kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP). Pemberhentian kurikulum 2013 dilandasi oleh Sistem penilaian, Kesiapan Buku dan Pendamping guru juga untuk pelatihan kepala sekolah yang belum merata. Dikutip dari Metro Tv (06/12/2014).
 

Kurikulum Sekolah 2013 Diganti Kurikulum 2006 KTSP

Revisi Kurikulum 2013 (K13) yang dihadiri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan pada senin 17 November 2014 dan hal ini sepertinya kurikulum sekolah akan dikembalikan pada Kurikulum 2006 atau lebih dikenal Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Implementasi Kurikulum 2013 ini penuh dengan ketidaksiapan dan sangat tidak efektif, yang di mulai dari ketidaksiapan para guru, pendistribusian buku yang belum merata, hingga pelatihan guru yang tidak efektif dan terkesan terburu-buru.

Anies Rasyid Baswedan membentuk sebuah tim untuk mengevaluasi keberadaan Kurikulum 2013. Tim tersebut bertugas menginventarisasi sejumlah persoalan yang ditemukan dalam implementasi K13.

Tidak hanya itu, tim juga akan ditugaskan untuk menakar seberapa parah kerusakan yang ditimbulkan dari penerapan kurikulum yang terburu-buru itu.

Kurikulum Sekolah 2013 Diganti Kurikulum 2006 KTSP

Masalah-Masalah Pada Kurikulum 2013 (K13)


Ada beberapa permasalahan yang terdapat pada implementasi K13 yang diluncurkan dan diterbitkan pada tahun 2012 yang lalu. Sumber masalah pada K13 ada beberapa dan berikut ini hal yang diutarakan oleh Anies Baswedan selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang penyebab pemasalahan kurikulum 2013 seperti yang dilansir dari media JPNN.

Pertama adalah kurikulum yang diluncurkan tahun lalu itu adalah kurikulum yang setengah matang dan dipaksakan untuk dijalankan di seluruh Indonesia. Kedua Kemendikbud menerjunkan tim untuk mendeteksi seberapa mentahnya kurikulum ini di lapangan.

anyak sekali indikator bahwa K13 ini belum matang dan dipaksakan. Seperti ketidaksesuaian antara kompetensi lulusan dengan materi yang diajarkan dalam buku pelajaran.

Masalah lainnya adalah soal evaluasi pendidikan. Banyak guru yang kesulitan menjalankan evaluasi K13 yang berbasis diskripsi. Menurut Anies sistem ini mudah dijalankan di Eropa.

Sebab jumlah siswa dalam satu kelas hanya 20 anak dan gurunya ada 2-3 orang. Sementara di Indonesia, seorang guru mengajar hingga 40 siswa.

Dulu kita memakai kurikulum dengan istilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Yang teranyar adalah Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini mulai berlaku Juli 2013. Kurikulum ini pun menuai pro dan kontra.

Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Koalisi Revolusi Pendidikan (KRP) sempat menyerahkan surat raksasa yang ditujukan untuk Menteri Keuangan, Agus Maryowardojo, saat itu. Surat raksasa itu berisi permohonan agar menteri menolak anggaran Kurikulum 2013. Kurikulum setengah matang ini sarat dengan anggaran yang sangat besar, yang mencapai 2,49 triliun rupiah.

Penolakan terhadap Kurikulum 2013 ini baru juga datang dari Koalisi Tolak Kurikulum 2013, yang terdiri atas sejumlah guru, praktisi pendidikan, dan Indonesia Corruption Watch (ICW). Menurut koalisi ini, setidaknya terdapat delapan kejanggalan dalam kurikulum 2013.

Bagi mantan rektor Universitas Paramadina itu, kekurangan K13 itu merupakan buah dari keputusan pemerintah yang tergesa-gesa. Dia mencontohkan seperti orang yang ditugasi menulis buku dalam waktu yang singkat. Tentu potensi terjadi kesalahan atau bolong-bolong dalam tulisannya semakin besar.

Terkait urusan buku K13 yang belum komplit pendistribusiannya, bagi Anies adalah gambaran teknis ketidaksiapan implementasi. Dia lantas membandingkan implementasi K13 ini dengan Kurikulum 2006 atau akrab dikenal Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kuriulum 2006 ini ternyata mulai diterapkan pada 2004.

Itu artinya terdapat 2 tahun masa ujicoba sebelum dijalankan secara menyeluruh.

Menurutnya implementasi K13 tahun ini difokuskan kepada 6.400 unit sekolah percontohan dulu. Setelah itu harus ada laporan balik (feedback) dari sekolah untuk dianalisa Kemendikbud.

Masalah-Masalah Pada Kurikulum 2013 (K13)

Tetapi yang terjadi adalah, K13 tahun ini dipaksakan diterapkan di 200 ribu lebih sekolah SD, SMP, dan SMA di seluruh Indonesia.

Moratorium Implementasi K13


Selama masa moratorium implementasi Kurikulum 2013, pembelajaran diminta kembali ke KTSP. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) diminta tegas menghentikan sementara (moratorium) implementasi Kurikulum 2013.

Hal ini disampaikan Retno Listyarti, salah seorang guru yang diminta review implementasi kurikulum baru saat rapat perdana revisi Kurikulum 2013 bersama Mendikbud Anies Baswedan.

Selama masa moratorium implementasi Kurikulum 2013, pembelajaran dikembalikan ke Kurikulum 2006 atau lebih dikenal Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum yang diluncurkan pemerintahan tahun lalu itu dinilai kurikulum yang setengah matang dan dipaksakan untuk dijalankan di seluruh Indonesia.

Retno Listyarti mengatakan saat rapat dengan mantan pejabat dan pejabat aktif Kemendikbud yang terlibat membidani kelahiran Kurikulum 2013, dia membeber semua dokumen kelemahan implementasi Kurikulum 2013. "Saya beberkan hasil analisa kami beberapa bulan terakhir," kata Retno yang dilansir dari JPNN(19/11/2014).

Kekurangan Kelemahan Kurikulum 2013, menurut Anies merupakan buah dari keputusan pemerintah yang tergesa-gesa. Indikator bahwa Kurikulum 2013 belum matang dan dipaksakan terlihat dari distribusi buku dan konten bahan ajar. "Saya ini menerima warisan masalah kebijakan implementasi kurikulum," kata Anies.

Kurikulum 2013 Bataldan Kembali ke 2006.Para Guru Senang

Kurikulum 2013 telah resmi dibatalkan oleh Mendkbud, Anies Baswedan pada jumat, 5 Desember 2014 kemarin. Selain membatalkan kurikulum, Mendikbud juga menegaskan kalau sekolah akan meggunakan kurikulum 2006 yang dianggap lebih efektif untuk diterapkan pada peserta didik. Lantas, apa kata guru dan bagaimana nasib buku sekolah yang sudah menganut kurikulum 2013? Apakah perlu membeli buku baru?
Pembatalan Kurikulum 2013 dan aktif kembalinya kurikulum 2006 dimulai semester genap.
Anies-Baswedan-Menteri-Pendidikan-370x263
Pemberlakuan kurikulum 2006 sebagai pengganti kurikulum 2013 dimulai pada Januari2015 mendatang. Tepatnya pada saat pergantian semester, dari semester ganjil ke semester genap. Hal ini disampaikan oleh Mendikbud, Anies Baswedan. Di mana dalam keterangannya diketahui juga kalau masih ada sekolah yang kemungkinan akan menggunakan kurikulum tahun 2013 tersebut. Di mana sekolah yang sudah menjalankan Kurikulum 2013 selama lebih dari 3 semester bisa melanjutkan pemakaian kurikulumtersebut. Namun, jika kurikulum 2013 dirasa membebani siswa dan sekola, sekolah bisa iktu pindah ke kurikulum 2006 yang pernah diterapkan di Indonesia.
Sementara itu, untuk sekolah yang baru menerapkan kurikulum tahun 2013 dalam jangka waktu di bawah 3 semester, maka sudah dipastikan mereka akan kembali menggunakan kurikulum lama, yakni kurikulum 2006. Kembalinya kurikulum 2006 ini bukan tanpa alasan, sebelumnya Mendikbud sudah membentuk tim evaluasi untuk mengetahui sampai dimana tingkat efektifitas kurikulum 2013 bagi para siswa.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar